Sujud sahwi hukumnya sunnah. Cara melakukan sujud sahwi adalah dengan dua kali sujud dengan diselingi dengan duduk antara keduanya sama seperti duduk diantara dua sujud dalam sholat pada umumnya. Sujud sahwi dilakukan sebelum salam dan membaca tasbih berikut sebanyak tiga kali.
"Maha Suci Dzat yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa"
Hal-hal yang menyebabkan disunnahkan melakukan sujud sahwi ada empat:
- Meninggalkan sunnah ab'ad atau bagian dari sunnah ab'ad
- Melakukan sesuatu yang jika dilakukan dengan sengaja dapat membatalkan sholat akan tetapi dilakukan dengan tidak sengaja
- Melakukan rukun qouly (bacaan) tidak pada tempatnya seperti baca fatihah saat tahyat atau saat rukuk
- Menambah rukun fi'ly (perbuatan) yang disertai dengan keraguan seperti menambah rakaat dengan keraguan akan jumlahnya
- Dalam Qunut ada 14 yaitu:
- Qunut
- Berdiri saat qunut
- Sholawat pada Nabi saat qunut
- Berdiri saat sholawat
- Salam pada Nabi saat qunut
- Berdiri saat salam
- Sholawat pada keluarga Nabi saat qunut
- Berdiri saat sholawat pada keluarga Nabi
- Salam pada keluarga Nabi saat qunut
- Berdiri saat salam pada keluarga Nabi
- Sholawat pada sahabat Nabi saat qunut
- Berdiri saat sholawat pada sahabat Nabi
- Salam pada sahabat Nabi saat qunut
- Berdiri saat salam pada sahabat Nabi
- Dalam Tasyahud ada 6 yaitu:
- Tasyahud awal
- Duduk tasyahud awal
- Sholawat pada Nabi di tasyahud awal
- Duduk saat sholawat pada Nabi
- Sholawat pada keluarga Nabi di tasyahud akhir
- Duduk saat sholawat pada keluarga Nabi di tasyahud akhir
أَسْباَبُ سُجُوْدِ السَّهْوِ أَرْبَعَةٌ , الأَوَّلُ تَرْكُ بَعْضٍ مِنْ أَبْعاَضِ الصَّلاَةِ أَوْ بَعْضِ البَعْضِ , الثَّانىِ فَعْلُ ماَيُبْطِلُ عَمْدُهُ وَلاَ يُبْطِلُ سَهْوُهُ إِذاَ فَعَلَهُ ناَسِياً , الثاَّلِثُ نَقْلُ رُكْنٍ قَوْلِىٍّ إِلىَ غَيْرِ مَحَلِهِ الرَّابِعُ إِيْقاَعُ رُكْنٍ فَعْلِىٍّ مَعَ احْتِماَلِ الزِّياَدَةِ
أَبْعاَضُ الصَّلاَةِ بِالإِجْماَلِ سَبْعَةٌ أَمَّا بِالتَّفْصِيْلِ فَهِىَ عِشْرُوْنَ فَفِى القُنُوْتِ مِنْهاَ أَرْبَعَةَ عَشَرَ وَهِىَ القُنُوْتُ وَقِياَمُهُ وَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِىِّ وَقِياَمُهُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْهِ وَقِياَمُهُ وَالصَّلاَةُ عَلَى الآلِ وَقِياَمُهُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْهِمْ وَقِـياَمُهُ وَالصَّـلاَةُ عَلَى الصَّحْبِ وَقِـياَمُهُ وَالسَّلاَمُ عَلَيْهِمْ وَقِياَمُهُ , وَفىِ التَّشَهُدِ سِتَّةٌ وَهِىَ التَّشَهُدُ الأَوَّلُ وَقُعُوْدُهُ وَالصَّلاَةُ عَلَى النَّبِىِّ فِيْهِ وَقُعُوْدُهُ وَالصَّلاَةُ عَلَى الآلِ فىِ التَّشَهُدِ الأَخِيْرِ وَقُعُوْدُهُ
Sumber : Kitab Kasyifatus-Saja, Syarah Safinatun-Naja – Syekh Nawawiy Al-Bantaniy
EmoticonEmoticon