Monday, April 1, 2019

Tujuan dan Maksud Puasa

Puasa merupakan salah satu ibadah yang istimewa. Pada bulan Ramadhan puasa merupakan salah satu rukun islam dan menjadi wajib.

Baca juga: Keutamaan Ibadah Puasa

Setiap ibadah pasti punya maksud dan tujuan. Kita sebagai manusia terkadang tidak tahu tentang maksud dan tujuan dari suatu ibadah serta hikmah dibalik ibadah itu sendiri. 
Tulisan ini akan membahas tentang maksud dan tujuan dari ibadah puasa sebatas pengetahuan kami yang sangat sedikit ini. Adapun tujuan dan maksud puasa adalah sebagai berikut:
Tujuan dan Maksud Puasa
  1. Membersihkan Hati
  2. Nabi Muhammad SAW bersabda:

    احيوا قلوبكم بقلة الضحك وقلة الشبع وطهروها بالجوع تصفو وترق
    Artinya: "Hidupkan hatimu dengan sedikit tertawa dan sedikit kenyang. Dan sucikan hatimu dengan lapar supaya suci dan lembut."

  3. Mendidik Diri
  4. Nabi Muhammada SAW bersabda:

    الجوع مخ العبادة
    Artinya: "Lapar merupakan otak ibadah"

    Lapar dapat menerangkan hati dan kenyang dapat melemahkan (malas) anggota tubuh untuk beribadah

  5. Khusuk Kepada Allah
  6. Ibrahim bin Adham berkata: "Barang siapa yang banyak makan maka dia tidak akan mendapati kenikmatan dalam beribadah dan barang siapa yang banyak tidur maka umurnya tidak akan barokah". Sebagaimana Luqman berkata kepada anaknya: "Wahai anakku, ketika perut terisi penuh maka pikirannya akan tertidur, kebijaksanaannya hancur dan anggota tubuhnya malas melakukan ibadah"
  7. Mengatasi Rayuan Setan
  8. Nabi Muhammad SAW bersabda:

    ان الشيطان ليجري من ابن ادم مجرى الدم فضيقوا مجاريه بالجوع
    Artinya: "Sesungguhnya setan itu berjalan pada manusia pada tempat jalannya darah. Maka sempitkanlah tempat jalannya itu dengan lapar"

  9. Melemahkan Hawa Nafsu
  10. Hawa nafsu merupakan sumber dari segala kemaksiatan. Karena itu Nabi Muhammad SAW bersabda:

    يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ، مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
    Artinya: "Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah. Karena menikah lebih dapat menahan pandangan dan lebih memelihara kemaluan. Dan barangsiapa yang tidak mampu, maka hendaklah ia berpuasa. Karena puasa dapat menekan syahwatnya (sebagai tameng)."

    Oleh sebab itu, puasa merupakan pintu dari ibadah dan tameng dari melakukan kemaksiatan.

    Dalam sebuah kitab karangan 'Ustman bin Hasan bin Ahmad Asy-Syaakir Alkhaubawiyi, seorang ulama yang hidup dalam abad ke XIII Hijrah, menerangkan bahwa sesungguhnya Allah S.W.T telah menciptakan akal, maka Allah S.W.T telah berfirman yang bermaksud :

    "Wahai akal mengadaplah engkau." Maka akal pun mengadap kehadapan Allah S.W.T., kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal berbaliklah engkau!", lalu akal pun berbalik.
    Kemudian Allah S.W.T. berfirman lagi yang bermaksud :
    "Wahai akal! Siapakah aku?". Lalu akal pun berkata, "Engkau adalah Tuhan yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu yang daif dan lemah." Lalu Allah S.W.T berfirman yang bermaksud : "Wahai akal tidak Ku-ciptakan makhluk yang lebih mulia daripada engkau."

    Setelah itu Allah S.W.T menciptakan nafsu, dan berfirman kepadanya yang bermaksud :"Wahai nafsu, mengadaplah kamu!". Nafsu tidak menjawab. Kemudian Allah S.W.T berfirman lagi yang bermaksud : "Siapakah engkau dan siapakah Aku?".
    Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku, dan Engkau adalah Engkau."
    Setelah itu Allah S.W.T menyiksanya dengan neraka jahannam selama 100 tahun, dan kemudian mengeluarkannya. Kemudian Allah S.W.T berfirman yang bermaksud :"Siapakah engkau dan siapakah Aku?".
    Lalu nafsu berkata, "Aku adalah aku dan Engkau adalah Engkau."
    Lalu Allah S.W.T menyiksa nafsu itu dalam neraka Juu' (lapar) selama 100 tahun. Setelah dikeluarkan maka Allah S.W.T berfirman yang bermaksud :
    "Siapakah engkau dan siapakah Aku?". Akhirnya nafsu mengakui dengan berkata, " Aku adalah hamba-Mu dan Kamu adalah tuhanku."
    Dalam kitab tersebut juga diterangkan bahwa dengan sebab itulah maka Allah S.W.T mewajibkan puasa.

Tingkatan Puasa ada tiga:
  1. Puasa Umum
  2. Menahan perut dan kemaluan dari melakukan yang dapat membatalkan puasa
  3. Puasa Khusus
  4. Bisa disebut puasanya orang sholeh. Menjaga anggota tubuh untuk menahan yang dapat merusak kesempurnaan puasa dan menahan diri dari segala macam bentuk dosa. Menjaga pendengaran dari mendengarkan hal-hal yang tidak baik, menjaga mata dari segala hal yang dicela, menjaga lisan dari ghibah, bohong, mengadu domba, sumpah palsu, mengumpat dan berkata keji, menjaga anggota tubuh dari hal yang tidak baik dan tidak berlebihan dalam berbuka puasa.
  5. Puasa Khususilkhusus (Puasa khususnya khusus)
  6. Atau bisa disebut dengan Puasa paling khusus. Puasanya ini merupakan puasa hati. Puasanya hati dari segala keinginan hina dan pikiran-pikiran duniawi serta menahan segala hal yang dapat memalingkannya dari Allah SWT


EmoticonEmoticon