Berikut ini justru sebagian konsep dari hujjah2 Ulama Asy'ari tatkala menafikan tempat bagi ALLAH.
.
ALLAH Ta'ala berfirman :
.
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
.
"Dialah yang Awal dan yang Akhir, yang Zhahir dan yang Bathin, dan Dia maha mengetahui segala sesuatu."
.
[QS. Al-Hadid : 3].
__
NABI Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
.
أنت الظاهر فليس فوقك شيء، وأنت الباطن فليس دونك شيء.
.
"Engkaulah yang Zhahir, tiada sesuatupun di atasmu. dan Engkaulah yang Bathin, tiada sesuatupun di bawahmu".
.
[HR. Muslim : No. 4894].
Dan berikut penjelasan dari IMAM AL-BAIHAQI Rahimahullah terkait hadits di atas, beliau mengatakan :
.
الذي روي في ءاخر هذا الحديث إشارة إلى نفي المكان عن الله تعالى، وأن العبد أينما كان فهو في القرب والبعد من الله تعالى سواء، وأنه الظاهر، فيصح إدراكه بالأدلة. الباطن، فلا يصح إدراكه بالكون في مكان.
.
واستدل بعض أصحابنا في نفي المكان عنه بقول النبي صلى الله عليه وسلم : "أنت الظاهر فليس فوقك شىء، وأنت الباطن فليس دونك شىء"، وإذا لم يكن فوقه شىء ولا دونه شىء لم يكن في مكان.
.
"Apa yang diriwayatkan di bagian akhir hadits ini terdapat isyarat akan adanya penafian tempat bagi ALLAH Ta'ala, dan sesungguhnya seorang hamba dimanapun (lokasi) dia berada antara dekat dan jauhya bagi ALLAH Ta'ala sama saja, dan Dialah yang Zhahir, yang benar-benar dapat diketahui dengan bukti-bukti. Al-Bathin, yang tidak bisa diketahui keberadaanya di suatu tempat".
.
"Dan telah dijadikan dalil oleh sebagian sahabat kami (Asy'ariyah) dalam rangka menafikan tempat bagi ALLAH yaitu sabda NABI Shalllallahu 'Alaihi Wa Sallam : "Engkaulah yang Zhahir, tiada sesuatupun di atasmu. dan Engkaulah yang Bathin, tiada sesuatupun di bawahmu" dan apabila (disebutkan) di atasnya tak ada sesuatu dan di bawahnya pun tak ada sesuatu, maka Dia tidak berada di tempat manapun".
.
[Al-Asma' Wa Ash-Shifat : 2/144]
__
.
Dari penjelasan di atas, Insya ALLAH bisa dengan mudah kita pahami bahwa Imam Al-Baihaqi pun tidak meyakini bahwa kedekatan seorang hamba kepada ALLAH bisa di capai dengan keberadaan dia di suatu lokasi ataupun tempat tertentu sebagaimana yang dikatakan Usman Bin Sa'id Ad-Darimi yang juga dinukil oleh Syaikhul Islam Ibn Taimiyah dan hal tersebut dibenarkan oleh sebagian besar makhluk yang mengaku Salafy hari ini.
.
Ketauhilah bahwa jauh dan dekatnya seorang hamba kepada ALLAH hanya bisa di ukur dengan nilai/kadar ketaqwan dan ibadah dia kepada-Nya, dan sekali lagi bukan di tentukan dimana pun lokasi dia berada, karna jarak dan jangkauan secara hissi hanya berlaku antara benda dan benda yang lain.
.
Sedangkan ALLAH suci daripada sifat benda.
.
Dalilnya mana.?
.
RASULULLAH Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda :
.
أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد فأكثروا الدعاء.
.
"Keadaan paling dekat antara hamba dengan Rabbnya adalah ketika dia sujud, maka perbanyaklah kalian berdoa".
.
[HR. Muslim No. 482]
Sumber: CCTV Aswaja
EmoticonEmoticon