Dalam masalah menyentuh MUSHAF saat menanggung hadats menurut Madzhab Syafi’i dan mayoritas Ulama sebagaimana pendapat Imam Abu Hanifah, Imam Malik dan Imam Ahmad menghukumi keharamannya, sedang pendapat al-Hakam, Hammaad dan Daud membolehkan menyentuh dan membawanya meski dalam keadaan hadats.
Diriwayatkan sebuah pendapat oleh al-Hakam dan Hammaad yang menyatakan boleh menyentuhnya dengan punggungnya telapak bukan perutnya dengan landasan :
- Bahwa Nabi Muhammad SAW pernah menulis surat pada Raja Hiraql yang didalamnya terdapat tulisan al-Quraanya, Raja Hiraql dan para pengikutnya memegangnya padahal mereka masih menanggung hadats
- Karena para bocah kecil juga diperkenankan membawanya dalam kondisi hadats dan dalam masalah ini tidak terdapat ulama yang mengingkari kebolehannya
- Dan karena saat membaca al-Quran dalam kondisi hadats tidak diharamkan maka memegangnya tentu lebih tidak diharamkan dengan menganalogkan kebolehannya saat membawanya bersama perkakas lain (semacam dalam tas).
Kalangan Madzhab Syafi’i memberi argumen tentang keharaman memegang mushaf al-Quran dalam kondisi hadats dengan berbagai dasar :
- Firman Allah Ta’ala “Sesungguhnya Al Qur'an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lohmahfuz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.“ (QS. 56:77-80.) Dengan kata ‘DITURUNKAN’ dalam ayat diatas jelas maksudnya adalah mushaf yang diturunkan dan ada pada kita.
- Sedang jawaban pada cerita Raja Hiraql diatas, dalam surat tersebut hanya tertera ayat dari al-Quran, yang demikian tidaklah dikatakan mushaf
- Sedang diperbolehkannya anak kecil menyentuh mushaf karena unsur darurat
- Diperkenankan membacanya dalam kondisi hadats karena unsur hajat dan sulitnya menjaga wudhu disetiap saat
- Diperbolehkan saat hadats membawanya bila bersama perkakas lain karena saat itu pembawaan mushaf tidak menjadi tujuan.
Al-Majmuu’ Alaa Syarh al-Muhadzdzab II/72
(فرع)
في مذاهب العلماء في مس المصحف وحمله مذهبنا تحريمهما وبه قال أبو حنيفة ومالك وأحمد وجمهور العلماء
* وعن الحكم (1) وحماد وداود يجوز مسه وحمله وروى عن الحكم وحماد جواز مسه بظهر الكف دون بطنه
* واحتجوا بان النبي صلى الله عليه وسلم كتب إلى هرقل كتابا فيه قرآن وهرقل محدث يسمه وأصحابه ولان الصبيان يحملون الالواح محدثين بلا انكار ولانه إذ لم تحرم القراءة فالمس أولى وقاسوا حمله على حمله في متاع
* واحتج أصحابنا بقول الله تعالى (انه لقرآن كريم في كتاب مكنون لا يمسه الا المطهرون تنزيل من رب العالمين) فوصفه بالتنزيل وهذا ظاهر في المصحف الذى عندنا...والجواب عن قصة هرقل ان ذلك الكتاب كان فيه آية ولا يسمى مصحفا وأبيح حمل الصبيان الالواح للضرورة وأبيحت القراءة للحاجة وعسر الوضوء لها كل وقت وحمله في المتاع لانه غير مقصود وبالله التوفيق
Kalangan Syafiiyyah berpendapat bolehnya memegang dan membawa alQuran meski tanpa memakai wudhu bila memenuhi persyaratan berikut ini ;
- Membawanya dalam sesuatu yang dapat menjaga Quran (dalam tas, koper dll. dengan ketentuan tidak niat membawa Quran secara langsung
- Tertulis pada mata uang baik Dinar atau dirham
- Tertulis untuk dalil penguat yang terdapat pada kitab-kitab ilmu pengetahuan baik ayat yang tertulis sedikit ataupun banyak.
Sedang mengenai memegang dan membawa Tafsir Quran ditinjau dari banyak dan sedikitnya tafsir Qurannya, bila uraian tafsirnya lebih banyak ketimbang alqurannya boleh dipegang dan dibawa, bila lebih sedikit tidak boleh.
- Tertulis pada pakaian yang disulam seperti pada kelambu ka’bah
- Memegang dan membawanya untuk belajar
Maka diperkenankan bagi seorang wali memberi kesempatan pada anaknya memegang dan membawa al-Quran meskipun anaknya sudah menghafalnya. Bila salah satu ketentuan ini tidak terpenuhi maka tidak diperkenankan memegang dan membawa al-Quran tanpa memakai wudhu meskipun hanya satu ayat dan dengan penghalang (tidak memegangnya secara langsung).
- alFiqh ‘alaa Madzaahib al-Arba’ah I/48 :
الشافعية قالوا : يجوز مس المصحف وحمله كلا أو بعضا بشروط : أحدها : أن يحمله حرزا ثانيها : أن يكون مكتوبا على درهم أو جنيه ثالثها : أن يكون بعض القرآن مكتوبا في كتب العلم للاستشهاد به ولا فرق في ذلك بين أن تكون الآيات المكتوبة قليلة : أو كثيرة أما كتب التفسير . فإنه يجوز مسها بغير وضوء بشرط أن يكون التفسير أكثر من القرآن فإن كان القرآن أكثر فإنه لا يحل مسها . رابعها : أن تكون الآيات القرآنية مكتوبة على الثياب كالثياب التي تطرز بها كسوة الكعبة ونحوها خامسها : أن يمسه ليتعلم فيه . فيجوز لوليه أن يمكنه من مسه وحمله للتعلم . ولو كان حافظا له عن ظهر غيب . فإن تخلف شرط من هذه الشروط فإنه يرحم مس القرآن . ولو آية واحدة
Aplikasi alQuran yang terdapat pada HP atau PC tidak tegolong mushaf, sehingga boleh menyentuhnya meski dalam keadaan hadats, karena alquran yang ada dalam aplikasi tersebut hanya berupa pancaran sinar tidak berbentuk lampiran dan tulisan, lihat Tuhfah Almuhtaaj II/132 :
وَيُؤْخَذُ مِنْهُ أَنَّهُ لَوْ نَقَشَ الْقُرْآنَ عَلَى خَشَبَةٍ وَخَتَمَ بِهَا الْأَوْرَاقَ بِقَصْدِ الْقِرَاءَةِ وَصَارَ يَقْرَأُ يَحْرُمُ مَسُّهَا ، وَلَيْسَ مِنْ الْكِتَابَةِ مَا يُقَصُّ بِالْمِقَصِّ عَلَى صُورَةِ حُرُوفِ الْقُرْآنِ مِنْ وَرَقٍ أَوْ قُمَاشٍ فَلَا يَحْرُمُ مَسُّهُ ا هـ قَوْلُ الْمَتْنِ
HP yang menyimpan alquran dihukumi mushaf ketika programnya dibuka dan terdapat tulisan alquran yang dapat dibaca, bila programnya ditutup maka tidak dihukumi mushaf lagi. Dan hukum menyimpannya dalam HP boleh
EmoticonEmoticon